Tanjung Pura,Langkat
Berdiri dengan Megah di Tanah bertuah sebuah Masjid AZIZI peninggalan bersejarah raja-raja Lama kerajaan LANGKAT di belahan Sumatera bahagian timur. Tanjung Pura merupakan Pusat kerajaan Lama bertahta dan meninggalkan sejarahnya yang terpinggirkan.Dilingkup Budaya Melayu Pesisir ditanah yang memiliki kekayaan Alam yang terbentang hijaunya tetumbuhan Kelapa sawit menghias di areal perjalanan menuju kota lama.Dalam mennggapai sejarahnya terlahir ditanahnya seorang Pujangga Besar Menerobos zamannya mengukir sejarah dari tanah melayu , dengan sastranya yang merentas arti cinta dan ketuhanan..yah di tanahnya pula dia beralaskan dan berhiaskan Nisan terukir bait-bait goresan penanya seorang nama TENGKU AMIR HAMZAH.
Sejarah lama masih terpendam diakar budaya melayu tua..dimasjid AZIZI bersemayam makam raja-raja lama bertahta.. dan di bentang hulu sungai bersemayam makam tua yang tepenjara dalam lumpur dan derita, disana berdiri makam tua dari sepenggal cerita tentang sejarah lama yang terpinggirkan. Dilingkup sejarahnya terbentang Di batu granit tua hiasan kaligrafi dari ukiran lama.
Bersanding di pualamnya TANJUNG dan JAMBAK disisiNYA kembali menghadap sang Penciptanya..,kisahnya masih berselimut kabut. Ditanah melayu Langkat dikisaran sejarah dikota lama yang termarginalkan sungguh naiif sebagai pusat kerajaan yang berkuasa di era Pembangunan disandingkan sebagai kota TERMISKIN..sungguh penderitaan.
‘Tanjung Pura adala pusat kerajan lama , diarealnya fasilitas penunjang kelangsungan kota berdiri disana ( walupun kota yang miskin) berdiri disana Masjid Termegah Azizi, Lembaga Permasyarakatan, Rumah Sakit umum,Kantor Pos. dan Bersemanyam pula Makam Syeikh ROKAN ,maha guru dari Tariqah NAsbaqdiah didesa BESILAM ( diambli dari kata BABUSSALAM).Dalam perayaan tahunannya MAsjid AZIZI di hadiri ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri didunia menperingati haul tariqah NAsbandiah.
Dalam sejarahnya Nama besar pernah menimba ilmu ditanah langkat seperti ADAM MALIK,.,ini dapat di lihat dari areal komplek masjid azizi yang juga merupakan komplek pendidiikan.Hingga dizaman pembangunan silih berganti pejabat yang betahtah disinggasananya berzirah ke makam syeih roakan di didesa besilam mencari “TUAH”. dan Tanjung pura masih tak berubah dari wajah kemiskinannya.
Agustus 2, 2008 pada 11:11 pm
wah kasihan yah tanjunung pura yang dulunya jaya sekarang jadi merana? kali pemiskinan yang terencana
September 4, 2008 pada 10:47 am
Seperti sudah direncanakan, sekarang pembangunan pindah ke stabat (ibukota kab.langkat), padahal dahulu tanjug pura itulah langkat. sementara di stabat banyak keluarga bangsa jawa yang mendominasi sehingga bangsa melayu terpinggir tinggal di pesisir sungai wwampu stabat. Langkat tinggal kenangan…..
Desember 2, 2011 pada 6:21 pm
langkat tempat aku di lahirkan,tepat pada tgl 11, 11, 59
disanalah aku di besarkan ,dan menuntut ilmu
dulu masih aku kecil t.pura itu ramai,tapi sekarang….
jalan nya banyak yg hancur,seperti jalan bambu runcing,
padahal dahulu tempat orang menuntut ilmu,tapi…
ilmu yg di dapat bukan untuk daerahnya sendiri…
lebih suka pergi ke daerah yg lain, kalo dipikir apa sebabnya,
teman2 di luar kota lihatlah kampong kita tepat kita bermain di waktu kecil..,kini tinggal kenangan
September 4, 2008 pada 11:28 am
semoga melayu menunjukkan jati dirinya dikancah pergerakan kebangsaan
Januari 4, 2010 pada 11:39 pm
Hampir 50 tahun yang lalu, saya bersekolah di SR-1 Tanjung Pura, kini saya terkenang kembali suasana kota ini setelah saya tinggal merantau ke seberang benua.
Semoga Tanjung Pura semakin maju dari hari ke hari.
Wassalam.
Januari 8, 2010 pada 5:59 pm
semoga ,,, kita berdoa
Januari 10, 2010 pada 9:31 pm
Beberapa waktu yang lalu, setelah berziarah ke makan Atok dan Andong saya di komplek Masjid Azizi, saya menyempatkan diri shalat Zhuhur di Masjid Azizi, suasananya sungguh memprihatinkan, kotor, kusam dan airnya banyak yang tidak jalan.
Apakah masih seperti itu kondisinya sekarang ?.
Terima kasih Pak Fachrizal.
Januari 16, 2010 pada 6:46 pm
begitulah kondisi dari peninggalan bersejarah di tanah indonesia yang kekurangan dana dalam pemeliharaan dan keterbatasan anggaran pemerintah dalam melestarikan bangunan bersejarah
Juli 3, 2010 pada 2:30 pm
aku juga bingung , kok dari dulu gt gitu ja gdk perkembangan
Juli 7, 2010 pada 8:30 am
Wahai pemimpin Langkat,kapn kembali kejayaan Tanjung Pura sebagai Kota Pelajar dan Kota yg penuh Religius?
Juli 7, 2010 pada 7:26 pm
Te berapa lama lagi, hamba ngulang bertandang ke tanah-sejuta-kenangan, Tanjung Pura.
Biar pe sekedar singgah sekejab, se jam dua jam pe jadilah, I’m sooo exciteeeed … !!
Terkenang warung Mie udang galah dipekan langkat, begian teringat, so titik air liur dibuatnya.
Salam buat Pak Fachrizal.
September 4, 2010 pada 8:07 am
bila nak kesana ajak lah hamba tuan
Oktober 3, 2010 pada 11:40 pm
tg ”pura koq ” gk ada prubahan ”ya ””””””? gi mna ”ni pak camat ‘ menagganin ” ya ”
Oktober 3, 2010 pada 11:47 pm
tg ‘pura ” tanah ” pesisir ‘ asli “ melayu’ ` skng ‘ brubah ‘ menjadi kota sarang walet
Oktober 12, 2011 pada 5:15 pm
lama lama tar orang nya jadi kelelawar
mayee jadi nya neee
April 12, 2011 pada 7:15 pm
mudah2’an kota tanjung pura makin maju,,,???
Mei 18, 2011 pada 9:43 pm
no komen sebab tanjung pura mendapat kutukaan dari sultan diatas kezaliman komunis dalam topengnya revolusi sosial maret 1946
Mei 18, 2011 pada 10:47 pm
Sedih hati mengenang Tanjung Pura ku 😦
Agustus 28, 2011 pada 8:45 am
melayu selalu jaya………………………..
Agustus 28, 2011 pada 8:46 am
dan maju terus suku melayu___________________
September 12, 2011 pada 5:22 am
[…] besilam mencari “TUAH”. dan Tanjung pura masih tak berubah dari wajah kemiskinannya. Disadur https://fahrizalmochrin.wordpress.com/2008/07/31/tanjung-pura/ Share this:TwitterFacebookLike this:LikeBe the first to like this post. Filed under […]
Januari 27, 2012 pada 1:22 pm
aku adalah anak asli tanjungpura,aku tinggal dekat gedung nasional yang tinggal kenangan,aku sekarang tinggal di pulau jawa,tepatnya di tassikmalaya,betapa pedeh hati amba nengok kota yang dulu sejok,jadi kota hantu,amba keleh kota amba penuh dengan bangunan sarang burung walet,hati amba berkata maya jaratinyane?
Mei 27, 2012 pada 6:39 pm
bagaimana denga jln bambu runcing ? apakah tanah lapangnya masih dipergunakan ? saya lahir dan besar di tanjung pura dan dulunya tinggal dibambu runcing.
Agustus 26, 2012 pada 11:42 am
tanjung pura kota kenangan kita semua…dan kisah bisu menjadi saksi atas pemusnahan sebuah bangsa ….sejarah yang terpingirkan
Maret 29, 2013 pada 3:03 pm
Assalamualaikum Saudar2 yang di cintai Allah SWt, kalau boleh saya tanya, apakah ada yang kenal dengan almarhum Haji Yahya bin Zakariya langkat? Makam beliau kalau tidak salah di masjid Azizi, mohon kalau ada info tentang beliau, boleh di kabarkan saya melalui email saya ” inspirearts@live.com ” terimah Kasih banyak..WAssalam
Mei 26, 2013 pada 7:59 pm
Tanjung pura oh tanjung pura…kian lama wajahmu kian suram….kota yang telah berusia ratusan tahun…namun dr segi pembangunan begitu menyedihkan kian lama kian suram dan mendekati mati.sungguh sedih jiwa melayu bangga dengan sejarahnya tanpa ada bukti nyata membangun negri bertuah ini.benar sungguh ungkapan DR mahathir bin muhammad berkata “melayu mudah lupa ” walau hang tuah pernah berkata”takkan hilang melayu didunia” apa arti ungkapan tanpa ada bukti nyata tuk menjayakannya.kota pendidikan kota pelajar hanya tinggal sebuah ungkapan belaka.
Maret 2, 2014 pada 4:06 pm
Wahai!!! Generasi Melayu Langkat semua, jangan tenggelam dengan kesenduan..bangkitlah dari kesadaran sendiri..tepuk dada tanya selera..sadarlah untuk kembali bertuan di tanah sendiri..perkuat ilmu, eratkan keluarga, lihat Peluang => AMBIL-KERJAKAN-SELESAIKAN!!!